Gadis ini bernama Widiawati panggilannya Widia. Anak kedua dari Ibu
Sutianah yang tinggal di Kp.Mariuk Desa Cidadap. Mereka hanya hidup berdua,
sang ibu adalah Single Parent karena Sumainya telah meninggal dan di antara
mereka hanya kakaknya Widia saja yang bekerja dan membiaya Hidup keduanya.
Melihat langsung Widia
Tim mendapat laporan bahwa Widia
perlu di datangi, maka Tim langsung terjun kelokasi dan melihat langsung
keadaan Widia.
Widia adalah Gadis berkebutuhan kusus berusia 21 tahun (saat ini) yang
menurut ibunya meskipun Widia berusia 21 tahun namun pikirannya seperti bayi 6
bulan Tidak mengerti makan dan minum jika Ibunya tidak memberi makan dan minum.
Tubuh Widia nampak normal tanpa cacat namun kedua kakinya tidak bisa ia
gunakan untuk berdiri dan saraf-saraf tangan Widia tidak berfungsi dengan
baik.
Harus Diawasi
Jika pintu terbuka Widia segera merangkak keluar layaknya anak 6 bulan yang
tidak tau apa-apa.
Itulah sebabnya setiap hari Widia hanya duduk di sebuah ruangan yang kurang
lebih berukuran 3x3 Meter sambil melihat keluar rumah dari balik jendela. Tidak
seberuntung gadis lainnya yang sekolah, tertawa, bermain dengan gadis
seusiannya. Hal tersebut tidak pernah ada dalam benak Widia selain hanya
bermain dengan botol air mineral dan kasih sayang sang Ibu yang rela dan sabar
dalam merawat hari-harinya. Keadaan Widia yang harus ekstra mendapat perhatian
sang Ibu, membuat sang Ibu tidak bisa bekerja dan harus selalu mengawasi Widia.
Awal Widia Sakit
Ibu menceritakan saat Widia berusia 11 bulan Widia sering sakit-sakitan,
tidak bisa duduk, dan kepala Widia sering terbentur lalu berdarah dari telinga.
Sang Ibu membawannya berobat kesana kemari dan Ibu bertemu dengan seseorang
yang berbaik hati menjadi donatur untuk pengobatan Widia. Setelah menjalani
pengobatan darinya, telinga Widia tidak pernah berdarah lagi hingga sekarang.
Kebutuhan Rutin Widia
Dan Widia terus tumbuh besar dengan keterbatasan mental serta perlu mendapatkan
perhatian kusus dan perawatan yang ekstra. Kebutuhan utamanya adalah Obat
kejang yang harus di tebus 3 kali dalam sebulan serta pampers karena Widia
tidak tau caranya buang air yang benar. Apalagi saat ini Widia sudah
menstruasi, Ibu mengatakan kebutuhan pampres Widia otomatis lebih banyak
ketimbang hari-hari biasanya. Semua biaya hidup Ibu dan Widia hanya di tanggung
oleh sang kakak saja yang notabenenya ia sendiri juga memiliki kebutuhannya
sendiri.
Pembaca yang budiman, saya tau bahwa kita semua memiliki banyak permasalahan dalam kehidupan kita. Namun kita masih bisa bersyukur karena masih ada hal baik yang mungkin sesekali kita nikmati. Apabila anda merasa terpanggil untuk membantu Kebutuhan Rutin Widia melalui bantuan berupa donasi untuk pengobatannya atau kebutuhannya, kami sangat amat berterimakasih. Anda dapat menyalurkan Donasi anda melalui link di bawah ini.
Alamat Lengkap : KP.Mariuk RT.02 RW.02,
Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, 43361, Jawabarat
Tim
Lapangan : Ripalhan, Lorentina
Sumber
Informasi : Ibu Sutianah (Ibunya Widia)