Ibu Nyai Merawat 2 Orang Sakit Dalam Satu Rumah Sendirian
- April 28, 2019
- By Lorentina Veronica
- 0 Comments
Di temui oleh Tim kami Marcilea Fondation di KP.Babakan Anyar di Desa Pelabuhanratu kediaman Bapak Bukhori dan Bapak Aceng. Keduanya adalah saudara kandung kakak beradik yang telah sakit dan tidak tejangkau oleh orang-orang dinas kesehatan karena tetangga lebih cenderung menggap mereka bukan dari kalangan orang miskin. Namun siapa sangka apa yang orang lihat kadang belum tentu sesuai dengan kenyataannya.
Bapak Bukhori 80 Tahun
Bapak ini bernama Bukhori ia pria berusia sekitar 80 tahun yang telah sakit Stroke selama 6 tahun namun ia berusaha keras dalam sehari-harinya untuk mencoba bisa berjalan dan akhirnya dalam 1 tahun ini tubuh rentannya mulai bisa di gerakkan ntuk belajar berjalan meskipun tidak bisa jalan terlalu jauh. Hanya saja saat kami sapa bapak Bukhori tidak bisa bicara apa-apa dan mengangkat tanganpun susah.
Bapak Bukhori stroke dan baru mulai bias berjalan |
Bapak Aceng 100 Tahun
Sementara Bapak Aceng Kakak dari Bapak Bukhori ini usianya sudah 100 tahun. Berbeda dengan Bapak Bukhori yang tidak bisa di sapa, bapak Aceng masih bisa bicara dengan jelas meskipun artikulasinya sedikit kurang jelas. Namun keadaan Bapak yang sudah sangat renta tersebut membuat keadaan bapak mudah sakit dan hanya cenderung tidur-tiduran setiap harinya.
Bapak Aceng di tengah, sebelah kanan Ibu Nyai (Anak Bapak Aceng) |
Hanya Ibu Nyai Yang Merawat
Hanya anak perempuan pertama Bapak Aceng saja yang masih setia merawat kedua bapak ini dengan segara keterbatasan ekonomi mereka.
Bukan tidak ada anak-anak Bapak Aceng dan bapak Bukhori yang lain, namun mereka semua sudah memiliki ursan rumah tangganya masing-masing. Kadang hanya sesekali Si Ibu Nyai menerima uang dari saudara-sadaranya misalnya saat hari besar, dan itupun langsung di gunakan untuk memenhi kebtuhan makan hari-hari mereka.
Begitlah hiruk pikuk kesusahan ekonomi mereka yang jangankan untuk berobat makanpun terkadang susah, kartu KIS dan BPJS untk pengobatanpun tidak ada. Kurangnnya kedulian lingkungan dan edukasi mengenai pentingnnya memiliki kartu tunjangan kesehatan pemerintah tersebut ternyata belum mereka cukup pahami.
Bukan tidak ada anak-anak Bapak Aceng dan bapak Bukhori yang lain, namun mereka semua sudah memiliki ursan rumah tangganya masing-masing. Kadang hanya sesekali Si Ibu Nyai menerima uang dari saudara-sadaranya misalnya saat hari besar, dan itupun langsung di gunakan untuk memenhi kebtuhan makan hari-hari mereka.
Begitlah hiruk pikuk kesusahan ekonomi mereka yang jangankan untuk berobat makanpun terkadang susah, kartu KIS dan BPJS untk pengobatanpun tidak ada. Kurangnnya kedulian lingkungan dan edukasi mengenai pentingnnya memiliki kartu tunjangan kesehatan pemerintah tersebut ternyata belum mereka cukup pahami.
Harapan Ibu Nyai Untuk Mereka
Saat Tim kami tanya apa harapan Ibu Nyai untuk mereka, Si Ibu Nyai hanya berharap jika memang ada orang yang bersedia dan berbaik hati untuk membantu dalam hal pengobatan Bapak Aceng dan Bukhori, tentu Ibu Nyai akan sangat amat berterimakasih. Baginya ini menjadi pengurang beban Ibu Nyai dalam upaya merawat bapak Aceng dan bapak Bukhori
Pembaca yang budiman, saya tau bahwa kita semua memiliki banyak permasalahan dalam kehidupan kita. Namun kita masih bisa bersyukur karena masih ada hal baik yang mungkin sesekali kita nikmati. Apabila anda merasa terpanggil untuk membantu beban Ibu Nyai mengenai pengobatan Bapak Bukhori dan Bapak aceng dalam hal memberikan bantuan dana untuk pengobatannya dalam bentuk donasi, kami sangat amat berterimakasih. Anda dapat menyalurkan Donasi anda melalui link di bawah ini.
Berapapun bantuan yang dapat anda berikan sangat menolong mereka. Mari kita ringankan beban kesulitan Ibu Nyai.
Lokasi : KP.Babakan Anyar, Desa Pelabuhanratu, Kecamatan Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, 43364 Jawa Barat.
0 comments